Kamis, 17 Maret 2016

INTEGRAL FUNGSI HIPERBOLIK

Rumus-rumus integrasi berikut ini adalah valid :
Setiap rumus di atas dapat secara mudah dibuktikan dengan diferensiasi ruas kanan
untuk mendapatkan integran di ruas kiri dan juga mengingat bahwa :
Contoh : Untuk n 2 N dicari rumus reduksi untuk integral-integral berikut :
(a) Digunakan rumus integrasi parsial dengan mengambil :
sehingga diperoleh :

karena itu :
Dibawa suku terakhir di ruas kanan ke ruas kiri untuk memperoleh :
Jadi :

(b) Dengan cara yang sama seperti di atas, diambil :

maka :
Dibawa suku kedua di ruas kanan ke ruas kiri untuk memperoleh :
Jadi :

Rabu, 16 Maret 2016

MACAM-MACAM DATA DALAM STATISTIKA

Statistik/data merupakan poin penting dalam statistika. Ada bermacam-macam data yang dikenal dalam statistika, antara lain:
- Data kualitatif yaitu data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar. Contoh dari data kualitatif adalah tidak enak, enak, sangat enak.
- Data kuantitatif yaitu data berupa angka. Data kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi dua besar yaitu diskrit dan kontinu. Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil menghitung atau membilang (bukan mengukur) Contohnya jumlah mahasiswa mipa matematika ada 500 orang, peserta seminar mathfair berjumlah 300 orang, dan himpunan bilangan asli dari 1 sampai 8 A= {1,2,3,4,5,6,7,8}.
- Data diskrit yaitu data data yang tidak dikonsepsikan adanya nulai-nilai di antara data (bilangan) lain yang terdekat contoh banyaknya jumlah anak di suatu keluarga, jumlah rumah di suatu kampung. Misalnya juka bilangan 2 dan 3 menunjukan jumlah anak anak di keluarga A dan keluarga B, maka di antara kedua bilangan tersebut tidak ada bilangan-bilangan lain. Tidak pernah kita mengatakan bahwa jumlah anak di suatu keluarga adalah 2,4 atau 2,9.
- Data kontinu yaitu data yang didapat dari hasil pengukuran. Data hasil pengukuran diperoleh dari tes, kuesioner ataupun alat ukur lain yang sudah terstandar misalnya timbangan, panjang ataupun data psikologis yang lain. yang termasuk data kontinum ini adalah interval dan rasio.
Data didapatkan dari perhitungan dan pengukuran. Pengukuran adalah penggunaan aturan untuk menetapkan bilangan pada obyek atau peristiwa. Dengan kata lain, pengukuran memberikan nilai-nilai variabel dengan notasi bilangan. Aturan penggunaan notasi bilangan dalam pengukuran disebut data atau tingkat pengukuran (scales of measurement).Secara lebih rinci, dalam statistik terdapat 4 data pengukuran yaitu nominal, ordinal, interval dan rasio.
- Data nominal adalah data mengelompokkan obyek atau peristiwa dalam berbentuk kategori. Data nominal diperoleh dari pengukuran nominal yaitu suatu proses mengklasifikasian obyek-obyek yang berbeda kedalam kategori-kategori berdasarkan beberapa karakteristik tertentu.
Karakteristik data nominal adalah
• Kategori data bersifat mutually eksklusif (setiap obyek hanya memiliki satu kategori)
• Kategori data tidak disusun secara logis
Contoh : Jenis Kelamin, warna kulit, dan agama, pada contoh tersebut kita memahami bahwa data nominal kita hanya dapat mengetahui bahwa subjek termasuk ke dalam kategori tertentu (pria atau wanita, hitam atau putih atau sawo matang, Islam atau Kristen atau Budha atau lainya). Perbedaan subjek dalam data nominal bersifat kualitatif dan tidak mempunyai makna kuantitatif.
- Data ordinal adalah data yang menunjukkan perbedaan tingkatan subjek secara kuantitatif. Contoh :Data ini biasanya dipergunakan dalam menentukan ranking seseorang dibandingkan dengan yang lain. misalnya ranking siswa dikelas dibuat dari nilai tertinggi sampai nilai terendah. Ranking pertama dan kedua tidak memiliki jarak rentangan yang sama dengan ranking kedua dan ketiga. Contoh lain data ordinal adalah nilai mahasiswa dalam bentuk huruf, A, B, C, D dan E. data ordinal memiliki karakteristik:
• Kategori data bersifat mutually eksklusif (setiap obyek hanya memiliki satu kategori)
• Kategori data tidak disusun secara logis
• Kategori data disusun berdasarkan urutan logis dan sesuai dengan besarnya karakteristik yang dimiliki
Secara singkat, dapat dikata bahwa data ordinal, disamping memiliki sifat yang dimiliki data nominal juga menunjukan kedudukan (tingkatan) subjek dalam suatu kelompok pada suatu variable.
- Data interval adalah data yang yang memiliki jarak yang sama antar datanya akan tetapi tidak memiliki nol mutlak. Nol mutlak artinya tidak dianggap ada. Selain memiliki kedua ciri di atas (menunjukan klasifikasi dan kedudukan subjek dalam kelompok), data interval juga memiliki sifat kesamaan jarak (equality of interval) antara nilai yang satu dengan nilai yang lain. Skor mentah (raw score) yang dihasilkan dari suatu tes hasil belajar atau tes kecerdasan sering disebut sebagai data yang berdata interval (data interval). Salah satu ciri matematis yang dimiliki data interval adalah penjumlahan. Dengan demikian, kita dapat membuat operasi penambahan atau pengurangan. Misalnya, jarak pada temperature tertentu. Jarak antara 250F dengan 500F sama dengan jarak 750F dengan 1000F. akan tetapi, data suhu ini tidak memiliki titik nol mutlak sehingga kita tidak bisa melakukan operasi perkalian dan pembagian. Untuk itu maka ada satu lagi data yaitu data rasio.
- Data rasio adalah data yang bersekala rasio hampir sma dengan data interval, yakni keduanya memiliki ketiga sifat di atas (menunjukan klasifikasi dan kedudukan subjek dalam suatu kelompok, serta sifat persamaan jarak). Data rasio berbeda dari data interval karena pertama data rasio memiliki nilai mutlak nol. Data pengukuran yang memiliki nol mutlak sehingga dapat dilakukan operasi perkalian dan pembagian. Misalnya berat badan, tinggi badan, pendapatan dan lain sebagainya. untuk melakukan pengujian hipotesis, maka data yang kita miliki minimal berdata interval. jika data berdata nominal atau ordinal, data tersebut harus ditransfer dulu ke data. Contoh : perbandingan (rasio) antara skor-skor yang berdata rasio, 20 kg adalah 2 kali 10 kg, 15 m = 3 m x 5 m dan sebagainya.

Jenis Sampel Penelitian

Dalam sebuah penelitian baik itu skripsi, tesis, maupun desertasi, keberadaan sampel memiliki peran yang sangat vital. Hal ini dikarenakan sampel penelitian dijadikan sebagai sumber pengambilan data baik itu secara kuantitatif maupun kualitatif. Menurut Sugiyono (2011:62), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan pengertian dari populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:61).
Teknik sampling sangatlah diperlukan dalam sebuah penelitian karena hal ini digunakan untuk menentukan siapa saja anggota dari populasi yang hendak dijadikan sampel. Untuk itu teknik sampling haruslah secara jelas tergambarkan dalam rencana penelitian sehingga jelas dan tidak membingungkan ketika terjun dilapangan.
Sugiyono (2011:62) mengelompokkan teknik sampling menjadi 2 (dua) yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. (Sugiyono, 2011: 63). Probability Sampling terdiri dari 4 (empat) macam yang akan dijelaskan sebagai berikut:
  1. Simple Random Sampling Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2011:64).
  2. Proportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2011:64).
    Contoh: Suatu perusahaan memiliki pegawai dengan pendidikan berstrata lulus (S1 = 50 orang; S2 = 30 orang; SMK = 800 orang; SMA = 400 orang; dan SD = 300 orang). Maka contoh pengambilan sampel dengan teknik ini adalah dengan asumsi 10% dari populasi masing-masing strata yang diambil. Jadi dari S1 diambil 5 orang (acak), S2 diambil 3 orang (acak), SMK diambil 80 orang (acak), SMA diambil 40 orang (acak), dan SD diambil 30 orang (acak). Maka total sampel yang diambil adalah 5+3+80+40+30 = 158 orang.
  3. Disproportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional (Sugiyono, 2011:64).
    Contoh: Suatu perusahaan memiliki pegawai dengan pendidikan berstrata lulus (S1 = 50 orang; S2 = 30 orang; SMK = 800 orang; SMA = 400 orang; dan SD = 300 orang). Maka pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan secara bebas (seenaknya) yaitu S1 diambil 50 orang atau semua populasi S1 dan S2 diambil 30 orang atau semua populasi S2. Sementara kelompok strata yang lain diabaikan karena jumlah populasinya terlalu besar. Sehingga total sampel yang digunakan adalah 50 + 30 = 80 orang.
  4. Cluster Sampling (Area Sampling) Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiyono, 2011:65).
    Contoh: Di kota Banyuwangi terdapat 30 SMP sebagai populasi. Karena itu pengambilan sampelnya ditentukan sebesar 15 SMP saja dengan pemilihan secara random (acak).
    Teknik sampel ini terdiri dari 2 tahap, yaitu (1) tahap penentuan sampel daerah, dan (2) tahap penentuan orang-orang yang ada di daerah itu.
Sedangkan pada Nonprobability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. (Sugiyono, 2011: 66). Nonprobability Sampling terdiri dari 6 (enam) macam yang akan dijabarkan sebagai berikut ini:
  1. Sampling Sistematis Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut (Sugiyono, 2011:66).
    Misalnya jumlah populasi 100 orang dan masing-masing diberi nomor urut 1 s/d 100. Sampelnya dapat ditentukan dengan cara memilih orang dengan nomor urut ganjil (1,3,5,7,9,…, dst) atau memilih orang dengan nomor urut genap (2,4,6,8,…,dst).
  2. Sampling Kuota Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan (Sugiyono, 2011:67).
    Misalnya ingin melakukan penelitian tentang pendapat mahasiswa terhadap layanan kampus. Jumlah sampel yang ditentukan adalah 500 mahasiswa. Kalau pengumpulan data belum mencapai kuota 500 mahasiswa, maka penelitian dipandang belum selesai.
  3. Sampling Insidental Sampling Insidental adalah tekik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2011:67).
  4. Sampling Purposive Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:68). Teknik ini paling cocok digunakan untuk penelitian kualitatif yang tidak melakukan generalisasi.
    Misalnya penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan atau ahli gizi.
  5. Sampling Jenuh Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2011:68).
    Hal ini sering digunakan untuk penelitian dengan jumlah sampel dibawah 30 orang, atau untuk penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan tingkat kesalahan yang sedikit atau kecil.
    Misalnya jika jumlah populasi 20 orang, maka 20 orang tersebutlah yang dijadikan sampel.
  6. Snowball Sampling Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar (Sugiyono, 2011:68).
    Misalnya suatu penelitian menggunakan sampel sebanyak 10 orang, tetapi karena peneliti merasa dengan 10 orang sampel ini datanya masih kurang lengkap, maka peneliti mencari orang lain yang dirasa layak dan lebih tahu tentang penelitiannya dan mampu melengkapi datanya

Jumat, 26 Februari 2016

Matematika II Teknik Sipil

Pada mata kuliah Matematika II ini merupakan lanjutan dari mata kuliah Matematika I. Dengan kata lain syarat untuk dapat menepuh matakuliah ini adalah telah meguasai materi pada mata kuliah Matematika I. 

Setelah berakhirnya perkuliahan mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu menghitungdan menyelesaikan masalah berkaitan dengan  fungsi beberapa perubah, limit derivative fungsi beberapa perubah,aplikasi derivative untuk penentuan nilai ekstrim fungsi 2 perubah,integral ganda dan aplikasinya pada beberapa bangun geometri,persamaan diferensial elementer dan teknik-teknik penyelesaiannya, transformasi Laplace dan penentuan penyelesaian persamaan diferesial elementer dengan syarat awal, beberapa fungsi khusus (Fungsi Khas)dan sifat-sifatnya, deret Fourier.

Berikut saya sediakan beberapa materi yang bisa sebagai bahan belajar Matematika II :
BAB I
Semoga Bermanfaat !!!!

Perkuliahan Kalkulus II Teknik Informatika UMNU

Pada perkuliahan mata kuliah Kalkulus II merupakan lanjutan dari mata kuliah Kalkulus I. Dengan demikian untuk dapat mengikuti mata kuliah ini disyaratkan materi pada mata uliah Kalkulus I telah sepenuhnya dikuasai, karena masih akan kita pakai pada kuliah Kalkulus I.

Materi yang akan kita Pelajari pada Kalkulus II adalah sebagai berikut :
Pengenalan Integral
Integral dengan subtitusi dan Parsial
Integral fungsi Trigonometri
Integral fungsi Hiperbolik
Integral fungsi eksponensial dan logaritma
Integral fungsi rasional
Integral Rangkap dua
Integral Rangkap tiga
Integral tertentu sederhana dan integral tertentu ganda dua
Penentuan Luas
Penentuan Volume
Momen dan Massa

Untuk itu disini  saya akan bagikan beberapa materi yang terkait ( silahkan Klik untuk download )